Dua Mata

Cinta memiliki dua mata
di kedua sisinya.
Tinggal bagaimana kita
menyikapinya.
Tidak heran jika mereka bahagia karna cinta
& ada pula yang terluka.

More about → Dua Mata

Bersayap Satu

Kita adalah malaikat
Yang masing masing memilki satu sayap
Dan hanya bisa terbang
Jika saling berpelukan.

More about → Bersayap Satu

Buffering . . .

Lelah menunggu
Yang di tunggu malah menjadi
Connection yang kecil tak mampu membahagiakanya
Telinga bosan mendengar pekikan yang tidak jelas
Hanya seperti nyanyian tanpa irama
Siapa yang disalahkan ?
Padahal sangat mudah untuk mengatasinya
Hanya saja kita kurang atas kesadaran

" Bisanya hanya berpura-pura...

More about → Buffering . . .

Hujan PM

Hujan..
Adakah engkau seperti cinta
Banyak yang mengharapkanmu
Tapi ada juga yang meragukanmu

Hujan..
Apakah cinta itu menyakitkan
Seperti engkau memberi badai untuk mereka
Yang tidak engkau senangi

Hujan..
Aku ini punya cinta
Tapi aku tidak pernah ingin menyakiti
Aku takut ia pergi dariku

Hujan..
Ajari aku arti cinta
Agar mereka tidak lagi menyakitiku
Karna mungkin cinta mereka berbeda.

More about → Hujan PM

Aku Lelaki Cemburu

Sementara waktu berjalan
Aku cuma memandangi bulan.
Sementara kamu ber-duaan
Aku cuma menunggui bulan.

kau takkan pernah tahu tentang diriku karna kau sibuk dengan dirinya.
aku lelaki cemburu..

More about → Aku Lelaki Cemburu

Why ?

Kesedihan ini kadang aku rasakan
disaat aku merasa kesepian..
Terkadang akupun merasa sedih
jika orang yang aku sayang
menuntutku untuk menjadi sosok yang sempurna..
Mungkin hidupku ini memang tak sempurna
tidak sama seperti yang lainya..
" semua kesedihanku hanya aku yang sanggup merasakanya "
Give me love..
Without me not
be yourself..

More about → Why ?

Gombal Cetar Membahana

sayang...
Kamu paling maniez deh, kalo lagi tersenyum..
Tapi, kamu juga kelihatan maniez koq
kalo lagi ngambek...
Pokoknya kamu mahluk paling maniez deh
di dunia ini.. swear! iyayyaaaa... :D

More about → Gombal Cetar Membahana

Bidadari & Pahlawan Pendusta (cerpen)

Terisak tangis malam dari sebuah cela kecil yang membuatku terjaga dari lelap menyambut pagi.
mulai perlahan kudekati & meneropong dengan sebelah mata rasa ingin tahu, nampak tertuju pada seorang wanita yang terbaring di lantai & seorang lelaki kekar berwajah murka.
entah...... wanita itu terlihan hina dihadapan lelaki yang bersamanya, tapi seblah mataku melihat ia ketakutan.
serangan cacian, hinaan & bahkan sesekali amukan mendarat di tubuhnya.

PAGI...
masih ngantuk tapi perut sudah lapar.. huaaaaaaa,
terbayang kejadian semalam, hmmmm... sungguh kasian wanita itu.

" ayo bangun, sarapan sudah siap tuh di meja " ... nada dari ruang tengah,
" iya.." jawab lesu sembari menuju meja makan.
di sambut oleh wanita yang duduk tertunduk, sepertinya ia ragu untuk menatap apapun.
" ikut sarapan bu ?.." coba menyapa. ... ya! dia itu ibuku.
 air mata mulai menetes dari wajah yang tertunduk, dialah wanita semalam yang hujat oleh lelaki yang sebelumnya bersumpah akan menjaganya.
" ibu kenapa menangis ?"... meraih mencium tangannya.
wanita itu kini menatapku.. air matanya menceritakan banyak hal tentang kejadian semalam.





dalam hatiku berontak, jiwa menjadi buta, demi tuhan jika saja aku bukan darah dagingmu ...
air mata ibuku harus di tebus dengan nyawamu si pahlawan pendusata.

More about → Bidadari & Pahlawan Pendusta (cerpen)